Mau Upgrade Keamanan Rumah? Wajib Cek Penjelasan Jenis CCTV Berikut!
Di momen pertama kali ingin menekuni kamera, pasti bakal berhadapan dengan dilema yang cukup membuat pusing. Antara DSLR, point and shoot, mirrorless, sampai kamera film klasik, pemilihan kamera yang tepat bisa lebih ribet dari Pemilu.
Sama halnya dengan pemilihan jenis CCTV, dan malah ini lebih sulit karena resiko salah pilih bisa jauh lebih fatal. Bayangkan rumah kesusupan maling hanya karena salah pilih jenis CCTV, pasti lebih sakit hati ketimbang ketidakcocokan dengan kamera fotografi belaka.
Panduan pemilihan jenis CCTV untuk rumah
Antara DSLR yang terjangkau atau mirrorless yang ringan dan stylish tapi kapabilitasnya bersaing dengan DSLR, tidak ada pilihan yang 100% ‘benar’ dalam memilih kamera. Tergantung tipe pengguna dan tujuan penggunaannya, pemilihan kamera yang tepat tergantung pada konteks.
Begitu juga untuk keamanan, pemilihan macam-macam CCTV akan lebih bergantung pada kebutuhan penggunaan di rumah. Dari pemasangan indoor atau outdoor sampai fitur seperti perputaran 360 derajat, semua faktor ini akan mempengaruhi pemilihan jenis CCTV.
Untuk lebih jelasnya, pembahasan jenis-jenis CCTV berikut bisa menjadi pengantar. Dengan variasi jenis CCTV yang semakin menjamur karena perkembangan teknologi, riset sebelum checkout barang jelas menjadi langkah wajib.
1. Jenis-jenis CCTV berdasarkan teknologinya
Seperti kamera fotografi yang berdasarkan kodratnya terdiri dari kamera analog dan digital, CCTV juga terbagi ke CCTV analog dan CCTV digital. Secara teknologi, CCTV digital atau IP camera CCTV memang jauh lebih modern ketimbang CCTV analog..
Tapi seperti kaset musik dan barang-barang vintage lainnya yang masih ada aja peminatnya, jenis CCTV analog juga masih memiliki keunggulan tertentu.
Jenis CCTV analog - Murah tapi kurang praktis
Image adapted from rawpixel on Freepik.
Seperti namanya, CCTV analog adalah jenis CCTV yang mengirimkan data rekamannya menggunakan sinyal analog melalui kabel coaxial. Namanya teknologi usang, CCTV analog kapabilitasnya masih sangat ketinggalan di belakang CCTV digital.
Kualitas gambar CCTV analog masih setingkat di bawah CCTV digital. Jika membutuhkan suara, jenis CCTV ini juga kurang ideal karena masih membutuhkan digital video recorder (DVR) tambahan untuk bisa merekam suara.
Ketimbang jenis CCTV IP camera yang terhubung ke internet, rekaman CCTV analog juga hanya bisa ditonton di layar yang terhubung langsung ke CCTV. Belum lagi absennya fitur pintar seperti integrasi dengan smartphone serta notifikasi dari motion detection.
Artinya, pengguna CCTV analog harus siaga memantau rekaman video 24 jam nonstop untuk menjamin keamanan rumah. Tapi, jenis CCTV ini memang lebih murah, dan masih populer di kalangan UMKM untuk keamanan atau mengawasi situasi karyawan di kantor.
Jenis CCTV digital - Keamanan berbasis teknologi mutakhir
Image adapted from Jakub Zerdzicki on Pexels.
Seperti teknologi streaming yang membuat kaset dan CD punah, CCTV digital juga mulai mendorong CCTV analog keluar dari pasaran. Jenis CCTV yang bisa merekam suara ini sering disebut IP camera karena menggunakan teknologi berbasis internet protocol (IP).
Menggunakan kompresi digital, CCTV digital bisa mengirim rekaman video beresolusi tinggi langsung melalui jaringan internet. Jangankan kamera 2MP dengan resolusi video Full HD 1080p, IP camera 8MP dengan resolusi video 4K juga sudah banyak di pasaran.
Video yang dikirim juga sudah terenkripsi dan hanya bisa diakses di perangkat yang memiliki autentikasi sesuai. Tinggal pairing CCTV digital dengan smartphone, dan mengecek kondisi pintu depan saat di kantor bisa langsung dari aplikasi di smartphone.
Ketimbang CCTV analog yang mutlak membutuhkan kabel coaxial, IP camera lebih praktis karena bisa menggunakan Wi-Fi. Masalah bisa muncul saat memasang IP camera outdoor yang jauh dari router, tapi inipun bisa diakali dengan penggunaan Wi-Fi extender.
2. Jenis CCTV berdasarkan konektivitasnya
Di zaman saat semuanya sudah serba wireless, maklum lupa kalau ada masa dimana mouse dan earphone harus tercolok ke komputer. Meskipun jenis CCTV wireless sudah menjadi standar, CCTV wired sebenarnya masih lebih bisa diandalkan.
Di tengah kepadatan contohnya, jangan harap koneksi nirkabel seperti Wi-Fi maupun seluler bisa tetap stabil. Sedangkan yang hobi gaming di komputer atau konsol pasti paham betul kalau koneksi kabel Ethernet bisa jauh lebih stabil.
Jenis CCTV wired - Koneksi stabil, tapi instalasi butuh usaha
Image adapted from Yifan Tang on Pexels.
Di pasaran sekarang, jenis CCTV kabel terbagi ke CCTV analog yang menggunakan kabel coaxial, atau CCTV digital yang menggunakan kabel Ethernet. Dari keduanya, CCTV digital yang mengandalkan teknologi power over Ethernet (PoE) jelas lebih unggul.
PoE CCTV hanya membutuhkan satu kabel Ethernet untuk transmisi daya dan data, sehingga instalasinya lebih simpel. Memang masih harus tarik kabel, tapi jenis CCTV tanpa Wi-Fi ini lebih stabil dan memiliki kapasitas lebih tinggi ketimbang CCTV yang menggunakan Wi-Fi.
Kekurangannya, CCTV PoE membutuhkan router atau switch yang sudah mendukung fitur PoE. Sehingga, jenis CCTV ini lebih sering digunakan di lingkungan profesional yang membutuhkan perlindungan tanpa cela seperti di bank ataupun di ruang server yang sensitif.
Jenis CCTV wireless - Koneksi stabil, tapi instalasi butuh usaha
Image adapted from Freepik.
Dari smart TV sampai vacuum cleaner otomatis, aspek kehidupan mana yang tidak terjangkau kemudahan akses Wi-Fi? Dengan semakin merakyatnya akses Wi-Fi, penggunaan jenis CCTV Wi-Fi juga semakin meluas.
Dengan pengaturan awal yang serba otomatis berkat integrasi smart home, proses instalasi CCTV Wi-Fi sangat simpel dan mendukung etos do it yourself (DIY). Memang masih butuh kabel listrik, tapi tetap jauh lebih simpel ketimbang tarik kabel coaxial atau Ethernet.
Jika ingin yang 100% bebas kabel, ada CCTV baterai yang pemasangannya murni tinggal colok di dinding atau di langit-langit. Dengan adanya CCTV wireless, alasan menolak menggunakan CCTV karena pemasangannya ribet tidak akan berlaku lagi.
3. Jenis CCTV berdasarkan lokasi pemasangannya
Untuk yang sudah berpengalaman soal urusan home improvement pasti sudah paham soal perbedaan antara cat eksterior dan interior. Dengan cuaca yang bisa berubah ekstrim dari panas terik ke hujan badai, cat eksterior jelas jauh lebih tangguh.
Faktor lingkungan juga menjadi faktor dalam pemilihan jenis CCTV. Tergantung dari lokasi pemasangannya, jenis CCTV terbagi menjadi CCTV outdoor, CCTV indoor, dan doorbell camera yang bisa merangkap sebagai bel dan CCTV sekaligus.
Jenis CCTV outdoor - Perlindungan 24 jam di tengah debu dan hujan
Image adapted from RDNE stock project on Pexels.
Hidup di negara ekuator, pilihannya cuma antara panas terik berdebu atau hujan badai berangin, tidak pernah ada jalan tengah. Dengan cuaca ekstrim seperti ini, pemilihan jenis CCTV outdoor harus selalu mempertimbangkan ketangguhan kamera.
Pengecekan sertifikasi IP rating yang menandakan perlindungan terhadap debu dan air adalah harga mutlak. Apalagi untuk camera PTZ outdoor, karena adanya kerusakan sedikit bisa mempengaruhi perputaran 360 derajat dari kamera.
Jangan lupa juga untuk mengecek fitur seperti color night vision atau LED spotlight untuk menangkap maling yang iseng cosplay ala ninja.
Jenis CCTV indoor - Pantau anak dan ART dari mana saja
Image adapted from Freepik.
Berbeda dengan CCTV outdoor yang tangguh, CCTV indoor umumnya lebih kemayu karena memperhitungkan nilai estetik. Sayang kalau desain interior rumah sudah maksimal, tapi jatuh karena desain CCTV yang tabrakan.
Selain dari aspek estetik, CCTV indoor juga mencakup jenis CCTV mini yang desainnya fleksibel dan bisa menyempil. Berbeda dengan dinding luar yang lebih 'lega', pasti memang area di dalam rumah jauh lebih berisi.
Sebagai nilai tambah, fleksibilitas ini juga bisa berguna karena jenis CCTV indoor sering diletakkan agak tersembunyi untuk jaga-jaga jika ART iseng.
Smart Doorbell Camera - Bel pintar campur CCTV
Image adapted from Fastily on Wikimedia.
Bukan cuma pejabat yang bisa rangkap jabtan, bel rumah sekarang juga bisa multitasking menjadi CCTV. Doorbell camera menggabungkan fungsi bel dan CCTV jadi satu, jadi bisa sekaligus menyapa mas paket dan menangkap maling yang mondar-mandir di depan pintu.
Cara kerja bel kekinian ini sama dengan IP camera, dan sudah terintegrasi dengan ekosistem smart home. Mau mengecek situasi atau menyapa tamu di pintu depan semua bisa langsung dari smartphone, dan tidak lupa juga fitur pintar seperti motion detection.
Tambahannya, jenis CCTV ini juga bisa berfungsi sebagai intercom. Ketika tamu memencet bel, akan muncul notifikasi video call di smartphone, dan pengguna bisa langsung melihat dan berbincang dengan tamu di depan pintu.
4. Jenis CCTV berdasarkan cakupannya
Berhubung fungsi CCTV utamanya adalah untuk keamanan, cakupan CCTV adalah parameter penting dalam menentukan jenis CCTV yang tepat. Baik CCTV fixed atau kamera PTZ yang bisa berputar 360 derajat, keduanya memiliki keunggulan tersendiri.
Bahkan, tidak jarang untuk menggunakan kombinasi keduanya demi menciptakan lapisan keamanan yang komprehensif di rumah.
CCTV Fixed - perlindungan konstan di titik rawan
Image adapted from Rawpixel on Pexels.
Masalah keamanan paling sering muncul karena lengah dan kecerobohan. Tapi dengan CCTV fixed yang siaga memantau area tertentu selama 24 jam dan 7 hari tanpa henti, maling legendaris seperti Lupin juga pasti kalang kabut.
Walhasil, jenis CCTV fixed paling cocok untuk perlindungan di titik masuk rumah atau lokasi barang berharga seperti pintu depan dan pintu garasi. Masalahnya, perawakan CCTV fixed yang seperti patung ini bisa menghasilkan blind spot.
Maling dapat menyusup melalui titik yang tidak terjangkau kamera, sehingga penentuan lokasi pemasangan CCTV fixed menentukan prestasi. Untuk pengamanan yang lebih komprehensif, kombinasi CCTV fixed bisa digunakan untuk saling menutupi blind spot masing-masing.
CCTV PTZ - cakupan 360 derajat tanpa cacat
Image adapted from Jakub Zerdzicki on Pexels.
Singkatan dari Pan-Tilt-Zoom, PTZ camera adalah jenis CCTV yang dapat berputar horizontal (Pan) dan vertikal (Tilt) serta memperbesar detail gambar (Zoom). Zoom ini bisa bersifat digital atau bersifat optik menggunakan lensa telefoto ala smartphone kelas atas.
Ketiga karakteristik ini yang membuat CCTV PTZ sanggup memberikan perlindungan komprehensif untuk rumah tipe 120 ke atas sekalipun. Dengan teknologi motion tracking, camera PTZ bisa terus mengikuti pergerakan tamu tak diundang.
Tapi, jenis CCTV ini tetap hanya memiliki satu ‘mata’, dan saat kamera menghadap ke sisi tertentu, sisi sebaliknya akan luput dari perlindungan. Umumnya, kamera PTZ biasanya tetap dikombinasikan dengan CCTV fixed untuk perlindungan yang lebih komplit.
Penjelasan jenis-jenis CCTV dan fungsinya
Mau wireless atau wired, banyaknya macam-macam CCTV yang ada sekarang membuat proses upgrade keamanan rumah semakin mudah. Tinggal pilih jenis CCTV yang sesuai, dan memantau situasi rumah jadi semudah membuka aplikasi di smartphone.
Jangan sampai ketinggalan, yuk langsung merapat ke official store BIOTA Smart Home, dan amankan rumah sekarang. Dengan fitur canggih seperti night vision dan motion detection, smart camera BIOTA selalu jadi partner terpercaya untuk keamanan rumah!
Cover image adapted from Jakub Zerdzicki on Pexels.