Tips Instalasi Smart Home, Pengguna Baru Wajib Baca!

Tips Instalasi Smart Home, Pengguna Baru Wajib Baca!

Tim yang selalu riset mendalam sebelum beli HP baru, ayo angkat tangan. Dari bolak-balik nonton review dari content creator, komparasi spesifikasi dan benchmark, sampai bersemedi di Alas Purwo, tidak ada gunung yang terlalu tinggi dalam proses seleksi smartphone.

Memang produk teknologi butuh pendekatan yang lebih mendalam, dan hal ekstra seperti ini juga tetap berlaku pada smart home. Meskipun tidak membutuhkan gelar PhD, Ranger juga saat instalasi smart home pertama kali sempat menemui beberapa kendala, gaes!

Tips dan Cara Instalasi Smart Home

Pernah merakit PC sendiri? Atau mungkin punya pengalaman renovasi rumah maupun kamar kecil-kecilan? Menggabungkan teknologi dengan proyek home improvement, Ranger melihat proses instalasi smart home sebagai hybrid dari kedua proses tersebut.

Meskipun Ranger sendiri sebenarnya fasih dalam masalah teknologi, jujur ada beberapa aspek instalasi smart home hampir membuat tersandung. Tapi, apa yang menjadi musibah bagi Ranger bisa jadi bahan pelajaran untuk kalian.

Nah, untuk kamu yang ingin mengikuti jejak Ranger dan membuat rumah naik level, beberapa wejangan tips instalasi smart home berikut bisa jadi panduan!

Pastikan tidak ada wifi dead zone di lokasi instalasi smart home

Meskipun rumah Ranger terhitung kecil, tetap ada beberapa sudut yang tidak terjangkau sinyal wifi. Nah, berhubung cara kerja smart home sangat bergantung pada akses internet, wifi dead zone seperti ini wajib kamu waspadai.

Ranger agak ceroboh dan tidak melakukan survey sebelum memasang smart camera di dekat pintu depan, yang ternyata adalah wifi dead zone. Walhasil, proses instalasi terganggu karena Ranger jadi harus menunggu paket wifi extender terlebih dahulu.

Dengan resolusi smart camera yang mayoritas sudah 3MP ke atas, kebutuhan bandwidth untuk transmisi video juga wajib jadi pertimbangan. Kasarnya, resolusi 3MP memiliki jumlah piksel 50% lebih banyak daripada video resolusi Full HD atau 1080p.

Verifikasi protokol koneksi perangkat smart home

Ranger sudah banyak ‘fafifu wasweswos’ soal wifi, tapi wifi sendiri bukan satu-satunya pilihan protokol koneksi pada smart home. Selain wifi, ada juga Bluetooth dan protokol khusus smart home seperti Zigbee dan Thread, meskipun wifi tetap yang paling populer.

Thread sebenarnya memiliki beberapa kelebihan dibandingkan wifi, seperti konsumsi daya yang rendah dan model jaringan peer-to-peer. Tapi, dengan router yang umumnya hanya mendukung akses wifi, perangkat yang mengandalkan Bluetooth atau Thread butuh mediasi.

Mediasi ini ada dalam bentuk hub yang bisa menjadi penengah antara router wifi dan perangkat Thread, tapi tentunya akan membutuhkan biaya tambahan. Ini juga salah satu alasan mengapa Ranger memilih BIOTA yang eksklusif menggunakan wifi, jadi Ranger tidak perlu pusing.

Cek apakah instalasi listrik smart home sudah mendukung

Ranger memang sedari awal memilih smart camera battery dari BIOTA Smart Home, jadi sama sekali tidak perlu tarik kabel. Tapi, lain cerita jika kebetulan jenis kamera yang kamu inginkan membutuhkan adanya sumber listrik eksternal.

Berhubung lokasi pemasangan smart camera yang seringkali jauh dari stop kontak, siapkan moril dan materiil untuk tarik kabel. Bahkan untuk komponen smart home seperti smart wall socket dan smart wall switch, pembongkaran instalasi listrik juga sudah wajib.

Khusus untuk smart wall switch, verifikasi juga apakah saklar membutuhkan tambahan kabel netral yang tidak selalu ada. Tapi jangan putus asa jika skill pertukangan kamu tidak mencukupi, BIOTA menyediakan jasa instalasi listrik smart home yang bisa kamu andalkan, kok.

Pilih ekosistem smart home yang kamu inginkan

Meskipun tidak separah jurang pemisah Android dan iOS, variasi ekosistem di teknologi smart home juga bisa menimbulkan perpecahan. Pilihan ini juga bukan pilihan sepele, karena ekosistem akan menentukan jenis voice assistant yang bisa kamu gunakan.

Sebagai satu-satunya voice assistant yang saat ini bisa bercakap dalam Bahasa Indonesia, Google Assistant jadi pilihan paling populer. Tapi jika hati kamu memang sudah berlabuh di Apple, mau tetap loyal kepada Siri dan Apple Home juga tidak masalah.

Intinya, pastikan bahwa perangkat smart home sudah mendukung ekosistem tersebut sebelum checkout. Jadi, ketika kamu memutuskan membeli smart speaker, semua komponen smart home bisa langsung dikendalikan dari speaker tersebut.

Idealnya, instalasi smart home dilakukan di rumah permanen

Namanya juga teknologi smart home, bukan smart kontrakan. Jadi jangan terkejut jika teknologi ini idealnya untuk yang sudah memiliki tempat tinggal tetap, apalagi untuk produk yang instalasinya membutuhkan perombakan kabel listrik seperti smart switch.

Ini bukan berarti pengontrak abadi tidak bisa menikmati smart home, hanya saja kamu harus bijaksana. Contohnya, Ranger sengaja memilih produk yang instalasinya terhitung mudah, seperti smart plug dan smart LED strip yang bisa dilepas dengan bantuan hair dryer.

Contoh smart home tech lain yang menggunakan baterai seperti smart wireless doorbell dan smart camera battery fixed dari BIOTA juga bisa jadi pilihan. Ingat, pindah lokasi dan SSID wifi juga membutuhkan pengaturan ulang semua perangkat, dan ini wajib jadi pertimbangan.

Persiapan instalasi teknologi smart home

Teknologi smart home sudah jauh berkembang ketimbang di awal tahun 2010-an, dan smart home sudah jauh lebih terjangkau dan mudah digunakan. Tapi, instalasi smart home tidak murni plug & play, dan ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu.

Nah, selama kamu sudah bisa menghapus kebimbangan terkait hal-hal di atas, seharusnya proses instalasi smart home bisa berjalan mulus!

Kembali ke blog