5 Kekurangan Smart Home Dan Cara Mitigasinya, Tidak Perlu Was-Was Lagi!
Seperti mantan menteri Indonesia yang pernah gamblang mempertanyakan ‘internet cepat buat apa?’, skeptis terhadap perkembangan teknologi itu sudah biasa. Bahkan inovasi seperti HP dan email saja awalnya banyak yang mencemooh saat pertama kali muncul.
Memang namanya teknologi, periode awalnya tidak selalu mulus, dan teknologi smart home juga sama. Tapi sejak pertama kali muncul sampai sekarang, banyak kekurangan smart home yang sekarang sudah bisa dimitigasi seiring dengan perkembangan teknologi, gaes.
Kelebihan dan kekurangan smart home di tengah perkembangan teknologi
Seperti smartphone yang sekarang bisa dilipat-lipat, teknologi smart home juga sudah berkembang pesat di 10 tahun terakhir. Di periode tersebut, kelebihan smart home sebagai cara hemat listrik atau untuk mengoptimalkan rutinitas pribadi menjadi semakin nyata.
Sebaliknya, kekurangan smart home seperti masalah koneksi atau dukungan perangkat lunak justru semakin jarang muncul. Masalah seperti ini rawan di awal tahun 2010-an saat 'perangkat pintar' muncul di pasaran, tapi teknologi di masa itu belum secanggih sekarang.
Perkembangan teknologi smart home kurang lebih sejalan dengan perkembangan wearable seperti smartwatch. Keduanya memang sama-sama berangkat dari konsep Internet of Things (IoT), sebuah visi dimana semua perangkat elektronik bisa terhubung ke satu jaringan ekosistem yang sama.
Kekurangan smart home dan bagaimana memitigasinya
Ini bukan berarti smart home sudah sempurna, karena gading semulus apapun juga pasti ada keretakannya. Tapi dengan persiapan matang, smart buddy juga bisa memitigasi atau bahkan menghilangkan sepenuhnya kekurangan pada teknologi dan produk smart home.
Dari persepsinya sebagai produk mahal sampai optimasi penggunaannya yang terkesan kompleks, berikut adalah contoh kekurangan smart home dan bagaimana cara memitigasinya.
1. Biaya yang mahal
Image courtesy of Freepik
Biaya menciptakan ekosistem smart home di kediaman pribadi memang bisa meroket. Tapi, ini hanya jika smart buddy ngotot untuk upgrade semua perangkat di rumah menjadi smart device.
Padahal, salah satu keunggulan smart home ada di aspek skalabilitas. Memulai perjalanan menuju smart home futuristik bisa dimulai dari hal kecil yang tidak akan membuat kamu jadi korban teror debt collector, seperti Smart LED Strip yang terjangkau tapi efeknya bisa terlihat jelas.
Sebagai alternatif, produk seperti Smart Plug dan Smart Power Strip bisa dengan instan mengupgrade perangkat lama kamu menjadi smart device. Pilihan ini bisa jadi pertimbangan jika perangkat yang saat ini kamu miliki masih memiliki perkiraan umur panjang.
2. Hanya untuk smart people
Image courtesy of Freepik
Seperti halnya bentuk teknologi lain, pengaturan dan pengoperasian smart home tentu butuh periode pembelajaran. Sama halnya ketika mimin BIOTA pertama kali menggunakan smartphone 10 tahun lalu, waktu seharian habis hanya untuk mengutak-atik Android.
Tapi smart buddy tidak perlu khawatir, instalasi dan operasi smart device jauh lebih mudah ketimbang smartphone. Smart Light Bulb misalkan, instalasinya sama dengan lampu bohlam biasa dan proses pairing dengan smartphone sama seperti ketika menggunakan true wireless stereo (TWS).
Mayoritas contoh smart home system yang berada di pasaran sudah memiliki aplikasi sendiri, seperti BIOTA Smart Home. Berhubung kebanyakan orang sudah terbiasa menggunakan smartphone, aplikasi ini yang menjadi kunci aksesibilitas teknologi smart home.
3 - Butuh renovasi untuk instalasi
Image courtesy of Freepik
Beberapa perangkat smart home seperti Smart Wall Socket memang membutuhkan pembobokan tembok rumah. Tapi seperti poin #1, ini bukan paksaan, dan smart buddy bisa memilih smart device yang integrasinya dengan ruang hidup sekarang lebih mudah.
Contohnya, Smart Camera Battery Fixed dari BIOTA bisa senantiasa mengamankan rumah murni tanpa kabel. Sementara Smart Power Strip prinsipnya sama dengan stop kontak ekstensi biasa yang sudah mengalami proses upgrade menjadi perangkat pintar.
Seringkali hari libur Mimin BIOTA habis hanya untuk membersihkan 'jeroan' komputer. Jadi menghabiskan seharian hanya untuk menarik kabel untuk keperluan perangkat rumah atau CCTV juga pasti agak berat hati.
4. Cuma gimmick belaka
Image courtesy of Freepik
Suasana politik boleh sudah mendingin, tapi sikap waspada terhadap gimmick memang tidak akan pernah hilang. Jika penggunaan smart device semata-mata hanya untuk menyalakan Smart Light Bulb dari smartphone, ini sangat menyia-nyiakan potensi dari smart home itu sendiri, gaes.
Sebuah studi menunjukkan kalau implementasi teknologi smart home dapat mengurangi penggunaan energi di rumah sampai 30%. Dengan mengoptimasi pengoperasian perangkat sesuai rutinitas, pemborosan listrik bisa dipotong langsung dari sumbernya.
Dalam pendekatan yang lebih holistik, studi lainnya menunjukkan korelasi antara smart home dan peningkatan kualitas hidup. Bisa mematikan lampu menggunakan voice command tanpa harus cetak-cetek memang memiliki kebahagiaan tersendiri pastinya.
5. Boros listrik
Image courtesy of Freepik
Berkat kebutuhan akses internet, memang smart device cenderung membutuhkan daya tambahan. Tapi, peningkatan konsumsi daya ini kalah jauh ketimbang potensi penghematan energi sampai 30% dari perubahan perilaku seperti yang disebutkan sebelumnya.
Contohnya, apa perlu menyalakan AC ketika BMKG sudah mewanti-wanti bahwa sepanjang malam akan terus diguyur hujan? Dengan smart home automation, kamu bisa membuat routine khusus dimana AC akan otomatis mati dari jam 2 sampai jam 5 pagi.
Tanpa harus ganti AC, kamu bisa mentransformasi AC lama kamu menjadi smart device menggunakan Smart Universal IR Remote. Selain optimasi penggunaan AC, Smart Light Bulb dengan fitur dimming juga dapat mengurangi penggunaan listrik sekaligus nyaman di mata.
Miskonsepsi kekurangan smart home
Meskipun banyak disindir sebagai tren sejenak saat pertama kali muncul ke pasar, smart home bukan cuma sukses bertahan, tapi malah terus berkembang. Kekurangan dan masalah yang dulu identik dengan smart home mulai berkurang atau bahkan hilang sepenuhnya.
Untuk yang masih belum bergabung dengan revolusi smart home, tidak ada kata telat untuk kamu, kok! Dengan beragam produk smart home berkualitas, BIOTA Smart Home adalah partner yang tepat untuk kamu yang baru saja akan mulai mencicipi teknologi transformatif ini.
Cover image adapted from Bence Boros at Unsplash